Beranda » Arsip Tag:Wala dan bara’

Arsip Tag:Wala dan bara’

Al-Wala’ wal Bara’ yang mulai pudar 

 

✍️ Pokok agama Islam adalah kalimat tauhid Laa ilaha illallah, tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali Allah.

Sebagaimana firman Allah tentang risalah Tauhid yang dibawa oleh setiap Rasul utusan Allah :

Sebagaimana firman Allah tentang risalah Tauhid yang dibawa oleh setiap Rasul utusan Allah :

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَّسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ

Sungguh Kami telah mengutus kepada tiap-tiap ummat seorang Rasul (yang menyerukan): ‘Beribadahlah hanya kepada Allah dan jauhkanlah thaghut ” [An-Nahl: 36]

Dengan mengucapkan dan mengamalkan kalimat inilah dibedakan muslim dan kafir, dipaparkan keindahan surga dan panasnya neraka.

Dan tidaklah tauhid seseorang sempurna sampai ia mencintai karena Allah dan membenci karena Allah, memberi karena Allah dan tidak memberi karena Allah. Inilah yang disebut al wala’ wal bara’.

Al-Wala’ wal Bara’ adalah salah satu dari prinsip ‘aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah, yaitu cinta karena Allah dan benci karena Allah, yaitu mencintai dan memberikan wala’ (loyalitas) kepada kaum Mukminin, membenci kaum musyrikin dan orang-orang kafir serta berpaling (bara’) dari mereka.

(Al-Irsyad ilaa Shahiihil I’tiqaad (hal. 347-361), Dr. Shalih bin Fauzan bin ‘Abdillah al-Fauzan)

Ketauhidan itu konsekuensinya adalah adanya Al-Wala’ wal-Bara’.
Allah berfirman :

إِنَّمَا وَلِيُّكُمُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَالَّذِينَ آَمَنُوا الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَهُمْ رَاكِعُونَ.
وَمَنْ يَتَوَلَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَالَّذِينَ آَمَنُوا فَإِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمُ الْغَالِبُونَ.

Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah). Dan barangsiapa mengambil Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pengikut (agama) Allah itulah yang pasti menang” [Al-Maaidah : 55-56].

Syaikh ’Abdurrahmaan As-Sa’diy رحمه الله berkata :

”Allah ta’ala telah mengkhabarkan siapa saja yang wajib dan ditentukan sebagai penolong, dan menyebutkan pula faedah dan kemaslahatannya. Allah berfirman : ’Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah dan Rasul-Nya’.

Maka, pertolongan Allah itu didapatkan dengan keimanan dan ketaqwaan. Setiap orang yang beriman lagi bertaqwa, maka ia telah menjadikan Allah sebagai walinya (penolongnya). Dan barangsiapa menjadikan Allah sebagai walinya, maka ia menjadikan Rasul-Nya sebagai walinya juga.

Maka sebagai penyempurna hal itu, ia akan menjadikan wali orang-orang yang menjadikan Allah dan Rasul-Nya sebagai walinya juga. Mereka itu adalah orang-orang yang beriman yang menampakkan imannya secara dhahir dan bathin, ikhlash beribadah kepada-Nya…. Dan adatul-hashr (kata yang bermakna membatasi, yaitu innamaa) dalam firman-Nya :

“Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman’; menunjukkan wajibnya membatasi pihak yang dijadikan sebagai waliy hanya yang disebutkan pada ayat tersebut, dan bara’ (berlepas diri) untuk menjadikan waliy dari selain mereka” [Tafsiir As-Sa’diy, 1/236].

Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda,

أَوْثَقُ عُرَى اْلإِيْمَانِ:الْمُوَالاَةُ فِي اللهِ، وَالْمُعَادَاةُ فِي اللهِ، وَالْحُبُّ فِي اللهِ، وَالبُغْضُ فِي اللهِ

Ikatan iman yang paling kuat adalah loyalitas karena Allah dan permusuhan karena Allah, mencintai karena Allah dan membenci karena Allah.” (HR. Ath-Thabrani dalam Mu’jamul Kabir, 11537 dishahihkan Al-Albany dalam Silsilah Ash-Shahihah, 4/306, no. 1728)

Sabdanya,

من أحب لله وأبغض لله وأعطى لله ومنع لله فقد استكمل الإيمان

Barangsiapa yang mencintai karena Allah, membenci karena Allah, memberi karena Allah, dan tidak memberi karena Allah; sungguh telah sempurna imannya” (HR Abu Dawud, 4681, At-Tirmidziy, 2521, Ahmad, 3/438 dishahihkan Al-Albany].

Definisi al-wala’ wal bara’.

Wala’ adalah kata mashdar dari fi’il “waliya” yang artinya dekat. Yang dimaksud dengan wala’ di sini adalah dekat kepada kaum muslimin dengan mencintai mereka, membantu dan menolong mereka atas musuh-musuh mereka dan bertempat tinggal bersama mereka.

Sedangkan bara’ adalah mashdar dari bara’ah yang berarti memutus atau memotong.

Maksudnya di sini ialah memutus hubungan atau ikatan hati dengan orang-orang kafir, sehingga tidak lagi mencintai mereka, membantu dan menolong mereka serta tidak tinggal bersama mereka.

Kedudukan Al-Wala’ Wal Bara’ Dalam Islam.
Di antara hak tauhid adalah mencintai ahlinya yaitu para muwahhidin, serta memutuskan hubungan dengan para musuhnya yaitu kaum musyrikin. Allah Subhannahu wa Ta’ala berfirman: “Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah). Dan barang-siapa mengambil Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beri-man menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pengikut (agama) Allah itulah yang pasti menang.” (Al-Maidah: 55-56

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin (mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka men-jadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (Al-Maidah: 51)

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuhKu dan musuhmu menjadi teman-teman setia ” (Al-Mumtahanah: 1)

Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka menjadi pe-lindung bagi sebagian yang lain.” (Al-Anfal: 73)

Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka.” (Al-Mujadilah: 22)

Dari ayat-ayat di atas jelaslah tentang wajibnya loyalitas kepada orang-orang mukmin, dan memusuhi orang-orang kafir; serta kewajiban menjelaskan bahwa loyal kepada sesama umat Islam adalah ke-bajikan yang amat besar, dan loyal kepada orang kafir adalah bahaya besar.

Kedudukan al-wala’ wal bara’ dalam Islam sangatlah tinggi, karena dialah tali iman yang paling kuat. Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam: “Tali iman paling kuat adalah cinta karena Allah dan benci karena Allah.” (HR. Ibnu Jarir)

Dan dengan al-wala’ wal bara’-lah kewalian Allah dapat tergapai. Diriwayatkan oleh Abdullah Ibnu Abbas Radhiallaahu anhu:

Siapa yang mencintai karena Allah, membenci karena Allah, memberi wala’ karena Allah dan memusuhi karena Allah maka sesungguhnya dapat diperoleh kewalian Allah hanya dengan itu. Dan seorang hamba itu tidak akan merasakan lezatnya iman, sekali pun banyak shalat dan puasanya, sehingga ia melakukan hal tersebut. Dan telah menjadi umum persaudaraan manusia berdasarkan kepentingan duniawi, yang demikian itu tidaklah bermanfaat sedikit pun bagi para pelakunya.” (HR. Thabrani dalam Al-Kabir)

Maka jelaslah bahwa menjalin wala’ atau loyalitas dan ukhuwah selain karena Allah tidak ada gunanya di sisi Allah Subhannahu wa Ta’ala . (Kitab At-Tauhid, jil. 1)

Wallahu a’lam

🍃 Abu Yusuf Masruhin Sahal, Lc 📚 ✒️.📒..