Beranda » Arsip Tag:teman yang Sholeh

Arsip Tag:teman yang Sholeh

Kebahagiaan Hakiki di Dunia

 

Jangan harap kebahagiaan hakiki didunia !

✍️ Kebahagiaan dunia merupakan kesenangan pembuka sebelum merasakan kesenangan yang sebenarnya nanti di akhirat ketika dimasukkan ke dalam surganya Allah. Dan setiap pembuka, tentu sifatnya terbatas tidak bisa menyamai kesenangan yang sebenarnya.

Kesenangan dunia terhitung kesenangan sementara, karena kebahagiaan didalamnya tidak abadi, serta waktu menikmatinya relatif singkat sepanjang umur manusia di dunia.

Allah berfirman:

وَمَا هَٰذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَهْوٌ وَلَعِبٌ ۚ وَإِنَّ الدَّارَ الْآخِرَةَ لَهِيَ الْحَيَوَانُ ۚ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ

Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui.” (Al-Ankabut: 64).

Imam Ibnu Katsir رحمه الله mengatakan,
Allah memberitakan betapa dunia itu hina, akan hancur dan akan sirna (pada saat yang telah ditentukan). Dan dunia ini tidak kekal, dan sekedar mendatangkan kelalaian dan bersifat permainan.

Dia berfirman, “dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan”,

maksudnya (akhirat itu) adalah kehidupan yang kekal, yang haq, yang tidak akan binasa dan tidak sirna.

Kehidupan akhirat berlangsung terus-menerus selama-lamanya. Firman-Nya,

kalau mereka mengetahui”, maksudnya, jika manusia tahu, maka sungguh mereka akan lebih mengutamakan sesuatu yang bersifat baqa’ (kekal) daripada yang fana (akan binasa).” (Tafsir Al-Qur’an Al-Adhim, Ibnu Katsir)

Bahagia, sebuah harapan yang siapapun pasti ingin mendapatkannya. Hingga seorang penjahat yang sangat bengis pun pasti dia ingin hidup bahagia. Banyak orang menempuh jalan-jalan yang mereka anggap jalan menuju kebahagiaan.

Dan tidak ada satupun kebahagiaan dan kepuasaan yang sempurna bagi Bani Adam didunia, walaupun dia memiliki kekayaan yang melimpah sekalipun.

Rasulallah صلى الله عليه وسلم bersabda,

لَوْ أَنَّ ابْنَ آدَمَ أُعْطِىَ وَادِيًا مَلأً مِنْ ذَهَبٍ أَحَبَّ إِلَيْهِ ثَانِيًا ، وَلَوْ أُعْطِىَ ثَانِيًا أَحَبَّ إِلَيْهِ ثَالِثًا ، وَلاَ يَسُدُّ جَوْفَ ابْنِ آدَمَ إِلاَّ التُّرَابُ ، وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ

Seandainya manusia diberi satu lembah penuh dengan emas, ia tentu ingin lagi yang kedua. Jika ia diberi yang kedua, ia ingin lagi yang ketiga. Tidak ada yang bisa menghalangi isi perutnya selain tanah. Dan Allah Maha Menerima taubat siapa saja yang mau bertaubat.” (HR. Bukhari, 6438).

Puncak kebahagiaan yang hakiki dan tiada batas hanya ada di kampung akhirat. Inilah yang selalu dimohon oleh hamba-hamba Allah yang shalih, sebagaimana tertuang dalam firman-Nya:

وَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ ﴿٢٠١﴾ أُولَٰئِكَ لَهُمْ نَصِيبٌ مِمَّا كَسَبُوا ۚ وَاللَّهُ سَرِيعُ الْحِسَابِ

Dan di antara mereka ada orang yang berdoa, “Ya Rabb kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka”. Mereka itulah orang-orang yang mendapat bagian dari (amal) yang mereka usahakan; dan Allah sangat cepat perhitungan-Nya.” (Al-Baqarah: 201-202).

Rasulullah رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda,

يُؤْتَى بِأَنْعَمِ أَهْلِ الدُّنْيَا مِنْ أَهْلِ النَّارِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَيُصْبَغُ فِي النَّارِ صَبْغَةً ثُمَّ يُقَالُ يَا ابْنَ آدَمَ هَلْ رَأَيْتَ خَيْرًا قَطُّ هَلْ مَرَّ بِكَ نَعِيمٌ قَطُّ فَيَقُولُ لَا وَاللَّهِ يَا رَبِّ وَيُؤْتَى بِأَشَدِّ النَّاسِ بُؤْسًا فِي الدُّنْيَا مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَيُصْبَغُ صَبْغَةً فِي الْجَنَّةِ فَيُقَالُ لَهُ يَا ابْنَ آدَمَ هَلْ رَأَيْتَ بُؤْسًا قَطُّ هَلْ مَرَّ بِكَ شِدَّةٌ قَطُّ فَيَقُولُ لَا وَاللَّهِ يَا رَبِّ مَا مَرَّ بِي بُؤْسٌ قَطُّ وَلَا رَأَيْتُ شِدَّةً قَطُّ

Pada hari Kiamat nanti akan didatangkan seorang penduduk dunia yang paling banyak mendapatkan kenikmatan, namun dia termasuk penduduk neraka. Lalu dia dimasukkan sebentar di dalam api neraka, kemudian dia ditanya, “Hai anak Adam, pernahkah engkau melihat kebaikan? Pernahkah engkau mendapatkan kenikmatan?” Maka dia menjawab, “Tidak, demi Allah, wahai Rabbku”.

Selanjutnya, akan didatangkan seorang yang paling sengsara di dunia, namun dia termasuk penduduk surga. Lalu dia dimasukkan sebentar ke dalam surga, kemudian dia ditanya, “Hai anak Adam, pernahkah engkau melihat kesengsaraan? Pernahkah engkau menderita kesusahan?” Maka dia menjawab, “Tidak, demi Allah, wahai Rabbku. Aku tidak pernah mendapatkan kesengsaraan sama sekali, dan aku tidak pernah melihat kesusahan sama sekali”. (HR. Muslim, 2807).

Allah telah memberikan petunjuk hidup bahagia yang sebenar-benarnya (hakiki) di dalam firman-Nya (yang artinya),

Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (An Nahl : 97)

Wallahu a’lam

🍃 Abu Yusuf Masruhin Sahal, Lc ✏️📚✒️.💫..