Bismillahirrahmanirrahim.
Allah ‘azza wa jalla berfirman,
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولاً أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ
“Dan sesungguhnya, Kami telah mengutus rasul pada setiap umat (untuk menyerukan): Beribadahlah kepada Allah (semata) dan jauhilah thaghut (semua yang disembah selain Allah).” (QS. An-Nahl: 36)
Makna Ayat Secara Global
أن الله سبحانه يخبر أنه أرسل في كل طائفة وقرن من الناس رسولاً، يدعوهم إلى عبادة الله وحده، وترك عبادة ما سواه، فلم يزل يُرسل الرسل إلى الناس بذلك منذ حدث الشرك في بني آدم في عهد نوح إلى أن ختمهم بمحمد صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Allah subhanahu wa ta’ala mengabarkan bahwa Dia mengutus seorang rasul pada setiap golongan manusia dan kurun waktu, untuk mengajak mereka beribadah kepada Allah semata dan meninggalkan peribadahan kepada selain-Nya. Maka Allah terus mengutus para rasul kepada manusia dengan membawa misi ini, sejak terjadi kesyirikan pertama sekali pada kaum Nabi Nuh ‘alaihissalaam sampai Allah menutup para nabi dan rasul dengan mengutus Nabi Muhammad shallallahu’alaihi wa sallam.
Hubungan Ayat dengan Bab yang Dibahas
أن الدعوة إلى التوحيد والنهيَ عن الشرك هي مهمة جميع الرسل وأتباعهم
Bahwa dakwah kepada tauhid dan melarang syirik adalah tugas utama seluruh rasul dan para pengikut mereka.
Beberapa Pelajaran dari Ayat
١- أن الحكمة من إرسال الرسل هي الدعوة إلى التوحيد والنهي عن الشرك
٢- أن دين الأنبياء واحد، وهو إخلاص العبادة لله وترك الشرك وإن اختلفت شرائعهم
٣- أن الرسالة عمّت كل الأمم، وقامت الحجة على كل العباد
٤– عظم شأن التوحيد، وأنه واجبٌ على جميع الأمم
٥– في الآية ما في (لا إله إلا الله) من النفي والإثبات، فدلت على أنه لا يستقيم التوحيد إلا بهما جميعاً، وأن النفي المحض ليس بتوحيد، والإثبات المحض ليس بتوحيد
1. Bahwa hikmah pengutusan para rasul adalah berdakwah kepada tauhid dan melarang syirik.
2. Sesungguhnya ajaran utama dalam agama seluruh nabi adalah satu, yaitu memurnikan ibadah kepada Allah dan meninggalkan syirik, meskipun syari’at mereka berbeda-beda.
3. Bahwa pengutusan Rasul berlaku untuk setiap umat dan hujjah telah tegak bagi semua hamba.
4. Agungnya ajaran tauhid, dan diwajibkan atas seluruh umat.
5. Di dalam ayat ini, terdapat kandungan kalimat syahadat “Laa Ilaaha Illallaah” yaitu:
Pertama: An-Nafyu (penafiyan).
Yaitu mengingkari semua yang disembah selain Allah subhanahu wa ta’ala.
Kedua: Al-Itsbat (penetapan).
Yaitu mengimani hanya Allah tabaroka wa ta’ala yang berhak disembah.
Maka ayat menunjukkan bahwa tauhid tidaklah tegak kecuali dengan keduanya (penafiyan dan penetapan).
Adapun penafikan saja bukanlah tauhid. Demikian pula, itsbat saja bukanlah tauhid.
***
Diringkas dari Kitab Al-Mulakhkhos fi Syarhi Kitab At-Tauhid karya Asy-Syaikh Prof. Dr. Shalih Al-Fauzan hafizhahullah.
Sumber : https://www.instagram.com/p/CFUQx6OBhzU/?igshid=ulq36dvtnjba
Follow IG : @multaqoduat
___________________________
Multaqa Duat Indonesia – MDI
Lembaga Kerja Sama Para Da’i Indonesia
🌏 Web: https://multaqaduat.com
📹 Youtube: http://bit.ly/multaqaduat
📺 Instagram: http://bit.ly/igmultaqaduat
📠 Telegram: t.me/multaqaduat
🎙️ Twitter: http://bit.ly/twittermultaqaduat
📱 Facebook: https://m.facebook.com/multaqa2020/
✉️ Email : TeamMediaMDI2020@gmail.com
☎️ Admin MDI: wa.me/6282297975253