Beranda » Arsip Tag:Mensikapi kesalahan ulama

Arsip Tag:Mensikapi kesalahan ulama

Apakah Setiap Ulama Yang Pernah Salah Harus di Tahdzir ?

 

 Apakah Setiap Ulama Yang bersalah Harus di Tahdzir ?

💠 (Syaikh Al Imam Muqbil Bin Hadi Al Wadi’i, Semoga Allah merahmatinya)

  • 📚  PERTANYAAN :

Apakah setiap yang melakukan kesalahan kita terapkan baginya kaidah “Al Jarh Wa At ta’dil, atau apakah perkara tersebut mempunyai rincian, yaitu untuk sebagian berlaku Al Jarh dan yang lainnya berlaku Nasehat?

📚  JAWABAN :

“Para ulama dan para sahabat sebelum mereka pun pernah berbuat salah. dalam hal ini Syaikhul Islam ibn Taimiyah – Semoga Allah merahmatinya- di dalam kitabnya yang berjudul “Raf’ul Malam ‘An Al aimmatil A’laam” menyebutkan satu kesalahan atau beberapa kesalahan Abu bakar kemudian Umar kemudian Utsman kemudian Ali bin abi thalib -Semoga Allah meridlai mereka semuanya-dalam pembahasan yang panjang.

Abu bakar dan Umar sebagaimana disebutkan di dalam shahih bukhari pernah bersengketa dalam masalah utusan Bani Tamim, Abu bakar berkata: Wahai Rasulullah! Jadikanlah si fulan sebagai pemimpin. Dan Umar berkata: Wahai Rasulullah! Jadikanlah si fulan pemimpin untuk kaum yang lain. Maka abu bakar berkata kepada Umar : Tidaklah kamu menginginkan melainkan untuk menyelisihiku, maka Umar berkata : Aku tidak ingin menyelisihimu. Maka suara keduanya memuncak sehingga Allah turunkan firman-Nya.

Wahai orang-orang yang beriman , janganlah kamu meninggikan suaramu melebihi suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara yang keras, sebagaimana kerasnya suara sebagian kamu terhadap sebagian yang lain, supaya tidak hapus (pahala) amalanmu, sedangkan kamu tidak menyadari.” (QS. Al-hujurat : 2).

Akan tetapi apabila kesalahan bukan dalam sisi aqidah, sedangkan seorang ulama tersebut mempunyai banyak kebaikan maka kesalahan tersebut bisa hilang disisi kebaikan-kebaikan yang ada. Siapa yang tidak pernah salah dan siapa yang hanya mempunyai kebaikan saja (tanpa) kesalahan?

Para ulama –semoga Allah merahmati mereka- sebagaimana yang ada dalam kitab “al-muhall” karya abi Muhammad bin hazm dan kitabnya “ihkam al-ahkam“. Demikian pula dalam kitab “Nailul authar” karya Syaukany mereka semua pernah melakukan kesalahan. Akan tetapi tertutup dengan keutamaan yang mereka miliki dan ditutupi dengan keistimewaan yang ada pada mereka.

Adapun kesalahan dalam masalah aqidah atau kedustaan mengatas namakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam maka para ulama telah memperingatkan dengan sunguh sungguh.

Permasalahan menasehati untuk orang yang keliru atau salah maka ini adalah perkara penting. Sebagaimana datang dalam shahih Bukhari dan Muslim dari sahabat Jabir bin abdilllah al-Bajalih semoga Allah meridlainya ia berkata :”Aku berbaiat kepada Rasulullah shalllahu ‘alaihi wa sallam untuk mendengar dan mentaati, menegakan shalat, menunaikan zakat, serta saling menasehati terhadap setiap muslim.”

Perihal Nasehat, maka para ulama senantiasa saling menasehati diantara mereka dari kesalahan dan menyampaikan kesalahan yang ada dengan keutamaan yang ada pada mereka. Disaat hal tersebut dibutuhkan maka hal ini tidak mengapa. Hanya kepada Allah kita mohon pertolongan.

[ Lihat kitab gharratu al-asyritha : 1/71-70 ]
✒ Alih Bahasa : Ustadz Abu Harits Hamidin As-sidawy Lc.