✨ Manusia tidak ditinggalkan sia-sia begitu saja
✍ Semua manusia akan menuju satu jalan yaitu jalan untuk menghadap kepada Allah. Jalan menuju Alloh adalah jalan yang penuh dengan liku-liku dan ujian.
Namun banyak manusia yang terperdaya dengan pesona kehidupan dunia, sehingga mereka melalaikan ujung muara akhir kehidupannya.
Allah berfirman :
أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثاً وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ
“Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?”
(Al Mukminun:115).
Bahkan sebagian orang menyangka, kehidupan di dunia hanyalah sekedar menghabiskan waktu hidup saja. Lahir, kecil, dewasa, tua, dan akhirnya mati untuk meninggalkan dunia. Mereka habiskan waktu hanya dengan makan, minum, tidur, bersenang-senang, dan perkara yang sia-sia.
Mereka menganggap tidak ada tujuan dari penciptaan manusia di dunia ini. Ini jelas merupakan kekeliruan yang sangat nyata. Bertentangan dengan akal dan naluri manusia. Dan yang jelas, bertentangan dengan hikmah perbuatan Allah subhanahu wa ta’ala. Penciptaan manusia bukan hanya sekedar permainan dan sia-sia, namun ada hikmah besar yang terkandung di dalamnya.
أَيَحْسَبُ الْإِنْسَانُ أَنْ يُتْرَكَ سُدًى
“Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggung jawaban)?” [Al-Qiyamah: 36]
Berkata Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi,
Kemudian Allah mengingatkan manusia pada penciptaan awal seraya berfirman, “Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggung jawaban),” yakni dilalaikan tanpa diberi perintah dan larangan, tidak di beri pahala dan juga siksaan? Ini adalah dugaan keliru dan dugaan terhadap Allah yang tidak sesuai dengan ke Mahabijaksanaan-Nya. “Bukankah dia dahulu dari setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim), kemudian mani itu menjadi segumpal darah, lalu Allah menciptakannya,” menciptakan makhluk hidup dari air mani dan menyempurnakannya. “Lalu Allah menjadikan dari padanya sepasang laki-laki dan perempuan. Bukankah (Allah yang berbuat) demikian,” yakni Yang telah menciptakan manusia dan membuatnya melalui berbagai fase ini, “berkuasa (pula) menghidupkan orang mati?” tentu, karena Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. (An-Nafahat Al-Makkiyah, Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi)
Berkata Imam Ibnu Katsir رحمه الله,
ليس يترك في هذه الدنيا مهملا لا يؤمر ولا ينهى ، ولا يترك في قبره سدى لا يبعث ، بل هو مأمور منهي في الدنيا ، محشور إلى الله في الدار الآخرة . والمقصود هنا إثبات المعاد ، والرد على من أنكره من أهل الزيغ والجهل والعناد
Maknanya, tidaklah manusia dibiarkan begitu saja di dunia ini tanpa dikenakan perintah dan larangan, dan tidak dibiarkan pula di dalam kuburnya dengan sia-sia tanpa dibangkitkan kembali; bahkan dia dikenai perintah dan larangan di dunia ini, lalu digiring kembali kepada Allah di hari kemudian setelah dibangkitkan.
Makna yang dimaksud ialah menguatkan adanya hari berbangkit dan sekaligus menyanggah pendapat orang yang mengingkarinya dari kalangan orang-orang yang sesat, bodoh, lagi pengingkar kebenaran.
(Tafsir Al-Qur’an Al-Adhim, Ibnu Katsir)
Manusia diciptakan untuk mengemban amanah Tauhid. Dan dengan sebab tauhid inilah Allah menciptakan seluruh makhluk, menyediakan surga dan neraka, Allah menurunkan kitab-kitab-Nya, dan mengutus para Rasul ‘alaihimus sallam. Allah menciptakan jin dan manusia serta memerintahkannya untuk bertauhid kepada-Nya.
Allah menjanjikan surga bagi yang merealisasikan tauhid, dan mengancam dengan neraka bagi yang menyelisihi jalan tauhid. Dan Allah mengutus seluruh para nabi dan rasul untuk menjelaskan tauhid.
Wallahu a’lam
🍃Abu Yusuf Masruhin Sahal, Lc✏📚✒.🌴.