Multaqaduat.com | [25/10 17.40]
Ustadz Masruhin Sahal
🌹 Ahli Dzikir lebih banyak bagiannya dari Ahli Doa
✍️ Mutiara nasehat para ulama salaf.
Sungguh Ahli Dzikir adalah orang-orang dicintai oleh Allah, sehingga mereka dianugerahi kebaikan yang lebih banyak daripada yang lain, sekalipun kepada Ahli Doa.
Imam Ibnu Katsir رحمه الله berkata :
“Allah memberi karunia-Nya kepada ahli dzikir, lebih banyak dari yang ia beri kepada ahli do’a. Berdasarkan firmannya,
( فَـاذكرُوني أذكُركم)
“Ingatlah Aku, maka Aku akan ingat kalian”.
Tsabit al-bannani رحمه الله berkata :
{ فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ }
sesungguhnya aku mengetahui kapan tuhanku mengingatku”, maka orang-orang yang mendengarkannya terkejut! dan mereka pun berkata : bagaimana kamu mengetahui hal itu ?
beliau kemudian menjawab “jika aku mengingat menyebut nama-Nya Niscaya Dia akan mengingatku.
Khalid al-ruba’ay رحمه الله berkata :
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ
berhentilah sejenak pada ayat ini dan janganlah kamu bergegas meninggalkannya, jika keyakinanmu akan maksud ayat ini sangat kuat dalam hati, sungguh kedua bibirmu tidak akan mengering.
📚Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir, Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar
🍃Abu Yusuf Masruhin Sahal, Lc✏️📚✒️ Baca Lagi..... Post Release
multaqaduat.com | [25/10 22.10]
Ustadz Masruhin Sahal
🔥 Mencukupkan diri dengan yang halal
✍️ Diakhir zaman, berpegang teguh terhadap tali agama Allah adalah satu-satunya jalan meraih kebahagiaan hidup dunia dan akhirat, namun demikian godaan dan rintangan senantiasa terpampang didepan sebagai ujian dalam mengarungi kehidupan.
Di antara hal yang harus selalu dijaga dalam mengarungi kehidupan di zaman sekarang ini adalah mencukupkan diri dengan hal-hal yang halal lagi baik, dan menjauhi hal-hal yang di haramkan Allah.
Rezeki hamba itu pasti datang dan tetap Allah berikan ketika hamba itu memintanya baik dengan cara halal maupun haram. Namun, orang yang bertawakal kepada Allah, karena keyakinan dan tawakalnya, ia tidak akan mencederai tawakalnya dengan meminta rezeki secara haram. Dalam hal ini Rasul صلى الله عليه وسلم bersabda:
أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ أَحَدَكُمْ لَنْ يَمُوتَ حَتَّى يَسْتَكْمِلَ رِزْقَهُ فَلا تَسْتَبْطِئُوا الرِّزْقَ وَاتَّقُوا الله يَا أَيُّهَا النَّاسُ وَأَجْمِلُوا فِى الطَّلَبِ خُذُوا مَا حَلَّ وَدَعُوا مَا حَرُمَ
“Hai manusia, sesungguhnya salah seorang kalian tidak akan mati sampai Allah menyempurnakan rezekinya. Karena itu janganlah kalian menganggap lelet rezeki, dan bertakwalah kepada Allah, hai manusia; baguslah dalam meminta, ambil yang halal dan tinggalkan yang haram.” (HR Ibn Majah, 2144 dishahihkan Al-Albany).
Allah telah memuliakan manusia di atas makhluk lainnya dan mengaruniakan kepada mereka rizki-rizki yang baik.
وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِي آدَمَ وَحَمَلْنَاهُمْ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنَاهُم مِّنَ الطَّيِّبَاتِ وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَى كَثِيرٍ مِّمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلاً
“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak keturunan Adam, Kami angkut mereka di daratan dan lautan. Kami beri mereka rizki dari yang baik-baik dan sungguh Kami telah melebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.” (Al Isra’: 70)
Ibnu Jarir At Thobary رحمه الله menjelaskan maksud dari rizki yang baik dengan berkata:
من طيبات المطاعم والمشارب، وهي حلالها ولذيذاتها
“Rizki berupa air makanan dan minuman yang baik, yaitu rizki yang halal lagi lezat.” (Tafsir Ibnu Jarir At Thabari 17/501)
Rasulullah صلى الله عليه وسلم menjelaskan tentang pentingnya menjaga diri dengan rezeki yang halal dan baik, beliau bersabda,
إِنَّ اللهَ طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّبًا وَإِنَّ اللهَ أَمَرَ الْمُؤْمِنِينَ بِمَا أَمَرَ بِهِ الْمُرْسَلِينَ فَقَالَ يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنْ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا إِنِّي بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ وَقَالَ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ يَا رَبِّ يَا رَبِّ وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِيَ بِالْحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ
“Sesungguhnya Allah itu Mahabaik dan tidak menerima, kecuali sesuatu yang baik. Dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan kaum Mukminin dengan perintah yang Allah berikan untuk memerintahkan para Rasul.
Maka Allah berfirman, “Wahai para rasul, makanlah segala sesuatu yang baik dan beramal shalihlah (Al Mukminun : 41).
Dan Allah juga berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman, makanlah segala sesuatu yang baik, yang telah kami berikan kepada kalian (Al Baqarah : 172).”
Kemudian Rasulullah menyebutkan tentang seseorang yang melakukan perjalanan panjang, kusut rambutnya, kemudian mengangkat tangannya dan mengatakan (dalam doanya),
“Wahai Rabb-ku, Wahai Rabb-ku, sedangkan makanannya haram, minumannya haram, perutnya diisi dengan sesuatu yang haram, maka bagaimana mungkin dikabulkan doanya?” (HR Muslim).
Untuk mendapatkan rezeki yang halal dan cukup, selain berusaha dengan cara yang diperbolehkan syariat, juga harus disertai dengan mendekatkan diri kepada Allah dengan takwa dan doa.
Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda،
إن الرَّجُلَ لَيُحْرَمُ الرِّزْقَ بِالذَّنْبِ يُصِيبُهُ.
“Sesungguhnya seseorang dapat saja tercegah dari rizkinya akibat dari dosa yang ia kerjakan” (HR Ahmad, Ibnu Majah)
Ada doa yang diajarkan oleh Rasulullah صلى الله عليه وسلم untuk mendapatkan kecukupan rezeki itu sebagaimana diriwayatkan oleh Ali bin Abi Thalib رَضِيَ اللهُ عَنْهُ
أَنَّ مُكَاتَباً جَاءَهُ فَقَالَ : إِنِّي
عَجِزْتُ عَنْ كِتَابَتِي فَأَعِنِّي ، قَالَ : أَلاَ أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ عَلَّمَنِيْهِنَّ رَسُوْلُ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – ، لَوْ كَانَ عَلَيْكَ مِثْلُ جَبَلٍ دَيْناً أَدَّاهُ اللهُ عَنْكَ ؟ قُلْ : اللَّهُمَّ اكْفِني بِحَلاَلِكَ عَنْ حَرَامِكَ ، وَأَغْنِنِي بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ
“Ada seorang budak mukatab (yang berutang pada tuannya ingin memerdekakan dirinya) yang mendatangi ‘Ali, ia berkata, “Aku tidak bisa membayar utang pembebasan diriku, maka tolonglah aku.” Ali pun berkata, “Maukah kuberitahukan kepadamu beberapa kalimat yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengajarkannya padaku yaitu seandainya engkau memiliki utang sepenuh gunung, maka Allah akan memudahkanmu untuk melunasinya. Ucapkanlah doa,
اللَّهُمَّ اكْفِني بِحَلاَلِكَ عَنْ حَرَامِكَ ، وَأَغْنِنِي بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ
(Ya Allah cukupkanlah aku dengan yang halal dan jauhkanlah aku dari yang haram, dan cukupkanlah aku dengan karunia-Mu dari bergantung pada selain-Mu).” (HR. At-Tirmidzi, 3563; dihasankan Al-Abany)
Hanya rezeki yang halal yang dapat membawa keberkahan.
Rezeki yang berkah dapat diketahui dari kecukupannya. Walaupun jumlahnya sedikit, tapi tetap bisa memenuhi semua kebutuhan hidup. Jadi, walaupun sedikit dari segi jumlah, tapi tidak menjadikan pemiliknya kekurangan.
Hidup dengan keridhaan akan ketetapan Allah menjadikan keberkahan akan rezeki walau sedikit, dan itu lebih utama dari rezeki yang berlimpah namun tiada berkah karena mendapatkannya dengan jalan yang tidak benar dan melanggar syariat. Keberkahan rezeki selalu membawa kedalam keta`atan dan kesyukuran. Ia membuka cahaya di dalam hati dan kebahagian di dalam jiwa.
Wallahu a’lam
🍃Abu Yusuf Masruhin Sahal, Lc✏️📚✒️.🔥.