Allah memperingatkan hambanya agar menempatkan cintanya di jalan yang benar.
Allah berfirman,
قُلۡ إِن كَانَ ءَابَاۤؤُكُمۡ وَأَبۡنَاۤؤُكُمۡ وَإِخۡوَ ٰنُكُمۡ وَأَزۡوَ ٰجُكُمۡ وَعَشِیرَتُكُمۡ وَأَمۡوَ ٰلٌ ٱقۡتَرَفۡتُمُوهَا وَتِجَـٰرَةࣱ تَخۡشَوۡنَ كَسَادَهَا وَمَسَـٰكِنُ تَرۡضَوۡنَهَاۤ أَحَبَّ إِلَیۡكُم مِّنَ ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ وَجِهَادࣲ فِی سَبِیلِهِۦ فَتَرَبَّصُوا۟ حَتَّىٰ یَأۡتِیَ ٱللَّهُ بِأَمۡرِهِۦۗ وَٱللَّهُ لَا یَهۡدِی ٱلۡقَوۡمَ ٱلۡفَـٰسِقِینَ.
“Katakanlah: “jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya”. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.”
[Surat At-Taubah 24]
Berkata Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar,
Ayat ini adalah salah satu ayat yang paling keras memperingatkan penyimpangan dalam kecintaan, menyerukan kepada manusia tentang hal yang hampir tidak satupun dari mereka yang lepas darinya kecuali yang Allah membebaskan mereka dengan kelembutan-Nya.
(Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir, Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar)
Nabi صلى الله عليه membimbing ummatnya untuk menempatkan kecintaannya ditempat yang benar sehingga dengan hal itu dia akan mendapatkan manisnya iman.
ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيْهِ وَجَدَ بِهِنَّ حَلاَوَةَ اْلإِيْمَانِ، مَنْ كَانَ اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا، وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إِلاَّ ِللهِ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُوْدَ فِي الْكُفْرِ بَعْدَ أَنْ أَنْقَذَهُ اللهُ مِنْهُ، كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ.
“Ada tiga perkara yang apabila perkara tersebut ada pada seseorang, maka ia akan mendapatkan manisnya iman, yaitu (1) hendaknya Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dari selain keduanya. (2) Apabila ia mencintai seseorang, ia hanya mencintainya karena Allah. (3) Ia tidak suka untuk kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkannya, sebagai-mana ia tidak mau untuk dilemparkan ke dalam api.” (HR Al-Bukhory, 16; Muslim, 43)
Cinta adalah anugerah terindah yang Allah berikan kepada manusia. Merasakannya adalah fitrah. Menjaganya dalam kelurusan adalah ibadah. Sehingga seorang mukmin harus menempatkan cintanya hanya karena Allah, karena dengan hal itu menjadikan tenteram hatinya, tenang dalam naungan dzikir kepada-Nya.
Dan manusia yang tersibukkan hidupnya dengan kecintaan kepada selain Allah akan guncang dan gundah gulana hatinya.
قال ابن القيم رحمه الله:
من أحب شيئاً غير الله عًُذب به .
زاد المعاد ٢-٢٤. (saaid.net)
Berkata Imam Ibnul Qayyim رحمه الله,
Barangsiapa yang mencintai sesuatu selain Allah dia akan dihukum dengannya.
Zaadul Ma’ad, 2/24 (saaid.net)
Abu Yusuf Masruhin Sahal, Lc