๐ฐ Biar Selamat Dari Lisan Manusia dan Dicintai oleh Mereka …?
๐ Mutiara nasehat para Ulama Salaf.
Fitrah manusia yang lurus itu mencintai kelembutan dan kedamaian.
Sikap santun dalam menyampaikan pesan, berlemah lembut dalam berbicara dan juga dalam berdialog merupakan metode yang benar yang bisa menarik hati banyak orang, bisa mengembalikan hati-hati yang telah menjauh dari Islam ataupun pendapat-pendapat yang telah berubah.
Allah berpesan kepada Nabi Musa dan Harun ‘alaihima Salam tatkala diperintahkan untuk mendakwahi Fir’aun, raja yang lalim dan kejam :
ูููููููุง ูููู ููููููุง ูููููููุง ููุนูููููู ููุชูุฐููููุฑู ุฃููู ููุฎูุดูููฐ
Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya (Firโaun) dengan kata-kata yang lemah lembut! Mudah-mudahan ia menjadi sadar atau takut [Thaha: 44]
Sedangkan Firโaun saat itu merupakan sosok manusia yang berada pada puncak pembangkangan, keangkuhan dan kesombongan, sementara Musa adalah manusia terbaik pilihan Allah saat itu, namun demikian Allah memerintahkannya untuk tidak berbicara dengan Firโaun kecuali dengan perkataan yang santun dan lemah lembut.
(Tafsir Ibnu Katsir)
Sehingga, sungguh wajar jika Allah memerintahkan Rasul-Nya dan para pengikutnya untuk memiliki sifat yang mulia ini.
Allah berfirman :
ููุจูู ูุง ุฑูุญูู ูุฉู ู ูููู ุงููู ูููุชู ููููู ู ูููููู ููููุชู ููุธูุงู ุบููููุธู ุงูููุจ ูุงูููููุถูููุงู ู ููู ุญููููููู
โMaka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.โ [Ali Imron: 159].
Nabi shallallahu alaihi wa sallam memuji orang-orang yang memiliki sifat yang lemah lembut, dan hal ini tanda budi pekerti baiknya orang itu.
ุฅูููู ุงูุฑูููููู ูุงูููููููู ููู ุดูููุกู ุฅููุงูู ุฒูุงูููู ูููุงู ููููุฒู ุนู ู ููู ุดููุกู ุฅููุงูู ุดูุงูููู
โSungguh, segala sesuatu yang dihiasi kelembutan akan nampak indah. Sebaliknya, tanpa kelembutan segala sesuatu akan nampak jelekโ
(HR. Muslim, 2594)
Sebaliknya, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “memperingatkan dari sifat suka mencaci maki, mencela dan melaknat, bahwa itu bukan hiasan akhlaknya seorang mukmin.
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
ููููุณู ุงููู ูุคูู ููู ุจูุงูุทููุนููุงูู ููููุง ุงููููุนููุงูู ููููุง ุงููููุงุญูุดู ููููุง ุงููุจูุฐููุกู.
โSeorang mukmin bukanlah orang yang banyak mencela, bukan orang yang banyak melaknat, bukan pula orang yang keji (buruk akhlaqnya), dan bukan orang yang jorok omongannyaโ (HR. At-Tirmidzi, 1977 dishahihkan Al-Albany)
Seseorang yang bersifat lemah lembut tidak pantas untuk suka mencela, dan menjauhi sifat suka mencela menjadikan seseorang selamat dalam hidup bermasyarakat.
ูุงู ุณููุงู ุงูุซูุฑู ุฑุญู
ู ุงููู:
ูุง ุชูู ุทุนุงูุงู ุชูุฌู ู
ู ุฃูุณูุฉ ุงููุงุณ ููู ุฑุญูู
ุงู ู
ุญุจุจุงู ุฅูู ุงููุงุณ.
(ุญููุฉ ุงูุฃูููุงุกุ ูง/ูจูฅ)
๐ ุฏุฑุฑ ู ู ุงููุงู ุฃุฆู ุฉ ุงูุณูู (kalemtayeb.com)
Imam Sufyan Ats-Tsaury -Semoga Allah merahmatinya- berkata:
“Janganlah kalian menjadi orang yang suka mencela niscaya kalian akan selamat dari gangguan lisan-lisan manusia, dan jadilah orang yang lemah lembut niscaya kalian dicintai oleh manusia.
(Hilyah Al-Auliya’, 7/85)
๐ Duror min Aqwal Aimmah As-Salaf (kalemtayeb.com)
โ Abu Yusuf Masruhin Sahal, Lc