Dahsyatnya Juru Ingat yang Diam
Allah memberikan peringatan kepada manusia melalui dua cara:
Pertama, melalui ayat Al-Qur’an dan
Kedua, melalui ayat Kauniyah (alam semesta).
Allah telah menjadikan untuk manusia berbagai macam jenis peringatan agar supaya mereka dapat mengambil ibroh dari salah satunya.
Namun sayang, kebanyakan manusia acuh-tak acuh terhadap berbagai macam peringatan itu.
Al-Qur’an merupakan tadzkirah (peringatan), bahkan sumber tadzkirah bagi manusia. Karena di dalamnya berisi semua bentuk peringatan yang dibutuhkan manusia, yaitu: Kisah umat terdahulu (Qishash al-Umam as-Sabiqah), ajaran aqidah yang benar (al-Aqidah as-Shahihah), hukum Syariah yang adil (al-Ahkam as-Syar’iyah), akhlaq yang mulia (al-Akhlak al-Asasiyah), kenyataan ilmiyah (al-Haqaiq al-Ilmiyah) yang disebutkan dalam Al-Qur’an adalah peringatan.
طه مَاۤ أَنزَلۡنَا عَلَیۡكَ ٱلۡقُرۡءَانَ لِتَشۡقَىٰۤ إِلَّا تَذۡكِرَةࣰ لِّمَن یَخۡشَىٰ تَنزِیلࣰا مِّمَّنۡ خَلَقَ ٱلۡأَرۡضَ وَٱلسَّمَـٰوَ ٰتِ ٱلۡعُلَى ٱلرَّحۡمَـٰنُ عَلَى ٱلۡعَرۡشِ ٱسۡتَوَىٰ.
“Thaahaa. Kami tidak menurunkan Al Quran Ini kepadamu agar kamu menjadi susah; Tetapi sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada Allah), Yaitu diturunkan dari Allah yang menciptakan bumi dan langit yang Tinggi. (yaitu) Tuhan yang Maha Pemurah. yang bersemayam di atas ‘Arsy” (Q.S. Thaha: 1-5)
Al-Qur’an adalah pemberi nasihat yang berbicara.
Di dalamnya terdapat pemberi nasihat yang diam yaitu kematian. Sebagaimana yang Allah firmankan,
قُلۡ إِنَّ ٱلۡمَوۡتَ ٱلَّذِی تَفِرُّونَ مِنۡهُ فَإِنَّهُۥ مُلَـٰقِیكُمۡۖ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَىٰ عَـٰلِمِ ٱلۡغَیۡبِ وَٱلشَّهَـٰدَةِ فَیُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمۡ تَعۡمَلُونَ.
“Sesungguhnya kematian yang kalian hindari akan menjumpai kalian. Kemudian kalian akan dikembalikan kepada alam gaib. Lalu Dia akan memberitahukan kepada kalian tentang apa yang telah kalian kerjakan.” (Q.S. Al-Jumuah: 8)
Kebanyakan manusia lari dari juru ingat yang diam ini, padahal dia begitu dahsyat dari juru ingat yang lainnya. Hal ini dikarenakan mereka terlena dan condong pada dunia. Padahal kematian pasti akan mendatangi siapa saja, baik tua atau muda, yang sakit atau yang sehat, yang sedang sibuk ataupun yang santai.
Kematian kapan saja bisa menghampiri dan tidak akan pernah keliru dalam hitungannya.
وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ.
“Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak dapat (pula) memajukannya.” (Q.S. Al-A’raf: 34)
Dan bila sudah datang tidak ada yang bisa menunda walau sedetik pun.
وَلَنْ يُؤَخِّرَ اللَّهُ نَفْسًا إِذَا جَاءَ أَجَلُهَا.
“Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila. datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. Al-Munafiqun: 11)
Kematian tersebut akan memutuskan semua yang dipunyai dan akan merampas semua yang disenangi oleh manusia.
Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda,
أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ.
يعني الموت.
“Perbanyaklah mengingat pemutus kelezatan”, yaitu kematian.” (HR. Tirmidzi, 2307 dihasankan Al-Albany)
Setiap sesuatu yang akan datang adalah sangat dekat, sedangkan yang jauh adalah yang tidak pernah datang.
Allah berfirman,
أَفَرَءَیۡتَ إِن مَّتَّعۡنَـٰهُمۡ سِنِینَ ثُمَّ جَاۤءَهُم مَّا كَانُوا۟ یُوعَدُونَ.
“Bagaimana pendapatmu jika Kami berikan kenikmatan pada mereka selama beberapa tahun? Kemudian datang pada mereka siksa yang telah dijanjikan untuk mereka? Tidak berguna bagi mereka apa yang telah mereka nikmati itu.” (Q.S. Asy-Syuara: 205-206)
Jiwa yang Muthmainnah (tenteram), merdeka dan bijaksana akan keluar dari dunia sebelum ia dikeluarkan darinya. Sementara jiwa yang Lawwamah (sering mencela) akan terus memegang dunia sampai ia keluar dari dunia dalam keadaan terpaksa dengan penuh kerugian, penyesalan, dan kesedihan.
Karena, ia tak mau berusaha sama sekali dalam membekali diri untuk akhirat sebagaimana ia merancang dunianya. Ia juga tak mau berusaha mencari rida Allah sebagaimana ia mencari rida dunia. Bahkan, tidak sebagaimana ia mencari rida manusia. Ia tak pernah malu kepada Allah sebagaimana ia malu kepada seorang manusia. Ia tak mengumpulkan persiapan untuk negeri akhirat sebagaimana ia menyiapkan segala sesuatu untuk menghadapi musim kemarau. Ia begitu gelisah ketika berada di awal musim dingin manakala belum selesai mengumpulkan perlengkapan yang ia butuhkan untuknya, padahal kematian barangkali akan menjemputnya sebelum musim dingin itu tiba.
Hidup ini hanya sekali dan tidak pernah terulang yang kedua kali. Penyesalan itu hanya ada dibelakang, sedangkan pelajaran saja yang ada didepan.
Hidup ini adalah pencarian, beruntunglah orang yang berusaha mencari arti kebenaran dalam hidup yang fana ini, dan merugilah orang yang terlena berdiam diri menanti laku hidupnya dihilangkan oleh Sang Maha Kuasa (Allah pencipta alam semesta).
فاعتبروا يا أولي الألباب ..!
Ambillah pelajaran wahai orang yang punya akal …!
🍃 Abu Yusuf Masruhin Sahal, Lc.
___________________________
Multaqa Duat Indonesia – MDI
( Forum Kerja Sama Dakwah Para Da’i Salafy, Ahlu Sunnah wal Jama’ah Se-Indonesia )
🌏 Web: https://multaqaduat.com
📹 Youtube: http://bit.ly/multaqaduat
📺 Instagram: http://bit.ly/igmultaqaduat
📠 Telegram: https://t.me/multaqaduat
🎙️ Twitter: http://bit.ly/twittermultaqaduat
📱 Facebook: www.fb.com/multaqaduat
📱 Facebook: www.facebook.com/groups/384944829178650/?ref=share
✉️ Email : TeamMediaMDI2020@gmail.com
☎️ Admin MDI: wa.me/6282297975253
Semoga istiqomah dan mudah mudahan program ini menjadi pintu Hasanat, Barokah dan Jariyah untuk kita semua. Amiiin
Jazakallah khair ala TA’AWUN
________
📦 Infaq Donasi Program Kaderisasi, Da’i Pedalaman, Kemanusiaan, Dakwah, Media:
🔹 Bank Mandiri Syariah, No Rek 711-615-0578 (Kode Bank: 451), Atas Nama: Multaqo Du’at
Konfirmasi Transfer melalui Whatsapp/SMS dengat format:
Nama_Alamat_Nominal_Kaderisasi Da’i
Contoh:
Ahmad_Medan_Rp. 2.000.000_Kaderisasi Da’i
Kirim ke nomor:
📱 082297975253
Ust. Amrullah Akadhinta (Bendahara MDI)